Alat musik tradisional Angklung

Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Angklung dibuat dari bahan bilah bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan bunyi yang khas saat digetarkan atau digoyangkan. Manurut cerita yang berkembang di masyarakat, angklung adalah bagian dari relik pra hinduisme dalam budaaya nusantara. 

Pada abad ke 12 hingga abad 16 pada masa kerajaan sunda catatan tentang angklung baru muncul. Angklung merupakan bagian dari ritual menananam padi masyarakat sunda yang sumber kehidupannya dari menanam padi.salah satu permainan angklung yang hingga kini masih hidup adalah angklung gubrag di jasinga bogor. Penciptaan angklung untuk memikat sri turun ke bumi agar rakyat makmur karena padi tumbuh dengan subur dan makmur. 

Bambu yang digunakan sebagai alat musik adalah bambu hitam atau awi wulung juga bambu ater atau awi temen. Bamboo bamboo tersebut jika mongering akan berwarana kuning keputihan. Nada-nada dalam angklung dihasilkan dari bunyi tabung bambu yang berbentuk  bilah tiap ruas bambu dari kecil sampai besar. 

Selain sebagai ritual dalam menanam pagi angklung juga digunakan sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Sehingga pernah pemerintah Hindia Belanda melarang masyaraakat menggunakan angklung. Larangan itu pula yang menyebabkan popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan anak anak saja.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan tersebar kesemua wilayah jawa , Kalimantan juga Sumatra sekitar tahun 1908. Pada yahun 1135, tokoh angklung yang bernama Nglalagena mengembangkan ilmu teknik permainan laras karas pelog, salendro serta madenda sehingga mulailah angklung diajarkan oleh banyak orang dari banyak komunitas.

Kini alat musik modern semakin berkembang dengan pesat. Namun kita juga tetap perlu melestarikan alat musik tradisional sebagai bagian dari sejarah. Sudahkah bermain Angklung hari ini !

Share this post