Candi Lumbung Yogyakarta

Kawasan Prambanan ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu candi yang berada di kawasan Prambanan adalah candi Lumbung. Tepatnya terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Warisan dunia prambanan ini merupakan candi budha  yang dibuat sekitar abad ke 9 hingga ke 10. Candi ini dibuat ketika masih dikuasai oleh kerajaan mataram kuno. Disebut candi lumbung karena masyarakat sekitar menyebut bentuknya mirip degan lumbung atau bangunan tempat untuk penyimpanan padi. Bangunan candi lumbung hamper sama dengan candi sewu dimana bentuk candi perwaranya mirip dengan perwara candi sewu dimana atapnya berbentuk stupa. 
Disekitar candi lumbung ditemukan prasasti kelurak. Prasasti ini berhubungan dengan berdirinya candi sewu yang berisi dewa manjusri yaitu dewa utama candi sewu. Pendiri candi lumbung ini belum diketahui secara pasti apakah Sri Maharaja rakai pangankaran seperti candi sewu ataukah tidak. Prasasti kelurak yang ditemukan sulit untuk di identifikasi karena sulit dibaca sehingga tidak bisa mengetahui isinya secara pasti.  Secara garis besar prasasti kelurak berisi tentang pendirian bangunan suci untuk arca manjustri dengan perintah raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya. 
Candi lumbung terdiri dari candi induk yang dikelilingi oleh 16 perwara/ kini candi utama sudah tinggal reruntuhan. Bentuk candi utama sendiri berbentuk polygon dengan sisi 20 dan denah dasar 230 meter persegi. Tubuh candi 2,5 meter dimana terdapat tangga dan pintu masuk disebelah timur. Dalam pintu masuk dilengkapi lorong menuju ruang dalam tubuh cand. Nampak pahatan pahatan gambar lelaki dan perempuan pada bagian luar dinding dengan ukuran sama dengan kenyataan. Disisi urata, barat juga selatan terdapat runtuhan tempat unrtuk meletakkan arca Dhyani Budha. Jumlah runtuhan ini ada 3 buah di masing sisi sehingga jumlah semuanya ada 9. Namun saat ini runtuhan atau relung yang berisi arca sudah hancur dan tak satupun terlihat arca di dalamnya. 
Disekeliling candi terdapat pagar dan kini bisa kita lihat runtuhannya saja. Candi perwara dengan jumlah 16 buah berbaris mengelilingi candi utama.  Candi perwara berdiri diatas batur dengan tinggi 1 meter dengan denah 3 meter persegi. Dinding candi tak terdapat relief hanya polos tanpa hiasan.   Tahun 2006  silam, saat terjadi gempa Yogyakarta, candi Lumbung mengalami kerusakan dan pergeseran batu dari tubuh candi dan banyak balok balok batu yang patah. Upaya penyelamatan sudah dilakukan dengan mengumpulkan dan memetakan lokasi batu-batu lepas. Nah. Jika kalian penasaran seperti apa Candi Lumbung saat ini, kalian bisa datang ke Candi Lumbung ya ! 

0 Response to "Candi Lumbung Yogyakarta"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel